Ketika menulis artikel sederhana ini, secara tidak sadar saya terbawa kepada pengalaman perjalanan saya yang lampu, sebuah perjalanan yang memaksa saya untuk kembali merasakan tempat tersebut, dan bertanya melalui mata, hal-hal apa yang sejauh ini telah berubah? Memang tidak banyak yang saya jelajahi, dan itupun bukan atas nama liburan pribadi melainkan lebih kepada pekerjaan yakni penelitian. Akan tetapi, saya menemukan hal yang luar biasa ketika mengunjungi berbagai tempat tersebut yang kemudian ingin saya bagi kepada banyak orang. Saya menemukan berbagai hal. Semisal sesederhana mengunjungi Kampung Baduy Dalam, contohnya. Di sana saya menemukan kesederhanaan, bagaimana banyak anak di sana tumbuh menjadi dewasa tanpa membekali dirinya dengan pendidikan formal, gaya hidup modern atau lebih tepatnya alat-alat modern yang memenuhi saku celananya.
Saya menemukan kesederhaan di sana, bagaimana mereka menekankan arti mampu berdampingan dengan alam. Dapat bertegur sapa dengan alam tanpa harus saling merusak antar keduanya. Ada makna saling menjaga di dalamnya yang saya tangkap ketika itu.
Dan, tentu saja, yang ingin saya bagi di dalam tulisan ini bukanlah hal-hal atau tips agar tidak boros selama traveling, melainkan lebih kepada sebuah rasa. Sebuah rasa ketika kamu dapat mengunjungi suatu tempat dan menemukan berbagai pengalaman baru di dalamnya. Sangat menarik ketika kamu menyadari, ternyata ada sebuah keluarga lain yang menunggu kamu, ada teman baru yang mengajak kamu untuk bermain di belahan suatu tempat.
Mungkin bagi sebagian orang mengunjungi banyak tempat, bukanlah perkara sulit. Atau justru sebaliknya,dapat mengunjungi suatu tempat justru dibutuhkan modal yang cukup banyak untuk mencapainya. Memikirkan bagaimana caranya mendapatkan dana akomodasi untuk membayar biaya transposrtasi pesawat, kereta, ataupun bus saja sudah perkara sulit. Belum lagi harus memikirkan tempat penginapan dan makan. Memang bukan perkara mudah. Itu jelas, tapi, ketika niat traveling kamu hanya sebatas mengabadikan moment tempat yang kamu kunjungi pada sebuah foto, lalu memamerkannya di medias sosial internet, kemudian apakah kamu sudah merasa yakin pengalaman traveling kamu cukup berhenti sampai di situ?
Adakah yang lebih berharga dari itu semua? Mari sejenak lupakan kamera dan souvenir. Mari sejenak berpikir, hal apa yang akan kamu dapat dilakukan di sana, dan kira-kira pengalaman apa yang akan kamu peroleh?
Seorang penulis buku kisah perjalanan, Windy Ariestanty menuturkan bahwa ketika menuliskan cerita suatu tempat, hal yang selalu ia ingat dalam proses menulis adalah bahwa pada dasarnya tulisan perjalanan selalu kembali kepada nilai-nilai universal dalam kehidupan. Tulisan yang baik adalah tulisan yang bisa membawa pembaca turut serta, merasakan, dan dengan sendirinya menjelma menjadi teman perjalanan yang baik bagi pembacanya.
Kita mungkin masih sering berpikir sesederhana ketika dapat mengunjungi suatu tempat cukuplah dengan sekadar foto, atau menikmati keindahan alam, lalu pulang berbekal souvenir. Bukankah kamu juga ingin tahu bagaimana penduduk asli tempat yang kamu kunjungi dapat menjalani hidupnya? Bukankah harusnya kamu dapat belajar dari perjalananmu itu?
Merasakan keindahan tempat dan mendapati berbagai macam cerita. Temukanlah hal itu semua ketika kamu memutuskan untuk traveling. Selamat melakukan perjalanan, dan kembalilah ke rumah dengan berbagai cerita seru setelahnya.