Ini Teh, Beras! Bukan Plastik

Jujur gue syok, pake banget kalau lihat berita tentang kasus beras plastik akhir-akhir ini. Gimana nggak stres, gue akhirnya jadi serba takut. Dulu sebelum ada kasus beras plastik, mungkin gue cukup takut pergi ke kamar mandi sendirian kalau malam, takut dimarahin mama kalau ke pergi main nggak inget pulang, sama omelan pacar kalau gue lagi males mandi. Tapi, yang ini bikin gue takut untuk makan nasi. Gue takut ketika nasi yang gue makan ternyata adalah beras plastik yang dimasak, terus gue jadi takut setelah gue makan nasi dari beras plastik itu gue mungkin akan berubah menjadi manusia plastik. Lho? Maaf, itu berlebihan. Nggak, nggak. Tapi asli gue jadi takut untuk makan sekarang. Gue jadi takut makan di warteg ataupun rumah makan padang. Padahal gue sangat suka makan semur jengkol pas di warteg, padahal gue juga suka makan rendang kalau di rumah makan padang.

Selepas dari berita bombastis tentang beras plastik itu. Gue secara bertubi-tubi mencari artikel, mencari video tentang beras plastik. Dan, hasilnya gue menemukan sebuah fakta, ternyata beras plastik itu berasal dari Wuchang, China. Gue lihat disatu video di youtube yang menampilkan berita dunia bahwa beras plastik ini juga menyerang warga India bahkan China itu sendiri. Di berita itu, pedagang Wuchang-China diwawancarai oleh wartawan bule yang menanyakan apakah beras yang ia jual terbuat dari plastik atau nggak? Ya gue mikir, yang namanya penjual masa mau bilang kalau barang dagangannya jelek. 

Ada-ada aja dah. Terus si wartawan itu juga nanya apakah penjual itu tahu tentang bahaya mengkonsumsi beras plastik atau nggak? Cuman pas gue amati si ibu-ibu penjual beras itu sempet marah-marah dan bilang bahwa dia nggak tahu hal itu dan dia sama sekali nggak jualan boraks, eh beras maksudnya. Kalau kalian penasaran sama video itu, bisa intip di samping ini:




Selain berita dari Wuchang, China yang berhasil gue amati. Masih ada berita mengejutkan asal India, di mana seorang laki-laki India bukan Indonesia apalagi Arab sedang mempraktekkan investigasinya mengenai beras plastik yang ketika dimasak buih-buihnya itu ternyata bisa menghasil plastik kresek utuh. Wuih... ngeri banget. Sumpah, dah. Gila ini bahaya banget kalau sampe kita makan itu beras. Kita sama aja makan plastik kalau gitu. Nih, videonya kalau lo mau lihat. Saran gue lo mesti buka kamus bahasa India dulu deh. Gue aja cuma bisa nebak artinya pake gerakan dia aja. Hehehe. Cekidot:


Tapi yang mesti lo perhatiin adalah dilihat dari kasat mata, memang tidak ada bedanya antara beras plastik dengan yang asli secara bentuk maupun berat. Tapi, masih ada cara untuk mengetahui perbedaan antara beras plastik dengan beras asli yakni dengan memasak dengan memperhatikannya secara detail sekali.

Gue juga sempet baca artikel dari seorang ahli gizi Jatim, bapak Andriyanto. Beliau mengatakan kalau plastik bukanlah bahan campuran atau murni yang layak dikonsumsi. Dan, bahaya mengkonsumsinya dalam jangka panjang adalah kanker serta kematian. Duh, jadi seremkan. Apa gue harus berhenti makan nasi, apakah gue harus kembali makan singkong rebus?

Gue jadi mikir dan pengin tahu gimana proses buat tuh beras plastik, sih. Akhirnya kembali lagi insting intelektual muda gue ke luar. Gue pergi ke gunung mendaki lembah dan menyusuri sungai untuk mendapat suatu wangsit. Hahaha. Ups, itu lebay. Nggak-nggak sampe segitunya. Gue cukup buka laptop gue dan mulai search cari tahu pabrik yang memproduksi beras plastik ini. Dan, lo tahu gue berhasil mendapatkannya. Gue berhasil mendapatkan informasi video pabrik ini. Nih bisa dilihat videonya:




Tapi, setelah gue lihat video reportase tadi. Gue harus menemukan solusinya, gue harus tahu cara jitu buat terhindar untuk mengkonsumsi beras plastik ini. Dan, lagi-lagi gue mendapatkan cara jitu buat terhindar dari mengkonsumsi beras plastik melalui youtube. Nih, kalau mau lihat:


Setelah gue tahu bahayanya dan cara agar nggak tertipu sama beras plastik ini. Gue juga berharap kalian lebih selektif dalam memilih makanan. Semoga kalian terhindar dari masalah ini ya, guys. Tetap selektif dalam memilih makanan, oke.